Sunday, 6 October 2013

angka romawi dan bangun datar


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembelajaran matematika mempunyai kompleksitas tersendiri dalam praktik penyelenggaraan pembelajarannya. Penanaman konsep, teori, pemahaman, dan penalaran perlu disampaikan kepada peserta didik sehingga siswa secara bertahap dapat memaknai materi yang disampaikan. Perlu diperhatikan pula bahwa dalam lingkup materi pembelajaran matematika tersebut selalu berkaitan dengan kasus-kasus yang sifatnya abstrak  Hal ini dapat menjadi problema bagi tenaga pendidik terutama dalam menyiapkan materi pembelajaran serta bagi siswa dalam upaya memahami materi yang disampaikan.
Untuk dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang menunjang seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya. Sementara itu, dalam Permendiknas RI No. 41 (2007:6) disebutkan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yanng cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, perkembangan fisik serta psiklogis siswa. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi mengajar dan sekaligus melibatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajarannya. Selain itu, dalam proses pembelajarannya diubahlah cara belajar “teacher active teaching” menjadi “student active learning”. Maksudnya adalah perubahan orientasi pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Untuk dapat merealisasikan program-program pembelajaran pada uraian di atas, maka perlu kita perhatikan tentang materi, cara dan metode pembelajarannya. Dalam makalah ini, akan kami bahas seputar materi dan cara pembelajaran yang diperluka bagi pembelajaran matematika khususnya materi yang akan kami bahas yaitu bilangan romawi, bangun datar, dan bangun ruang.





B. RUMUSAN MASALAH
Pembelajaran matematika mempunyai kadar kesulitannya sendiri tergantung dari tingkatan materi yang diberikan. Guru hendaknya mempunyai strategi atau cara belajar yang menunjang bagi pembelajaran yang dilakukan di kelas. Guru juga hendaknya mengoptimalkan media atau alat peraga yang tersedia sehingga dapat menunjang pemahaman dan penalaran konsep matematika pada diri peserta didik. Dalam hal ini, untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran tergantung bagaimana guru menggunakan media dan cara belajar serta bagaimana siswa menerima dan memahami informasi dari materi yang disampaikan oleh guru.

C. TUJUAN
a.    Seorang pendidik mampu menggunakan media dan alat peraga yang diperlukan bagi pembelajaran matematika Sekolah Dasar.
b.    Seorang pendidik dapat mengetahui langkah-langkah pelaksanakan dalam proses pembelajaran matematika di Sekolah Dasar
c.    Seorang pendidik dapat menemukan cara atau solusi yang terbaik untuk membantu peserta didik memahami konsep matematika.










BAB II
PEMBAHASAN

A.      BILANGAN ROMAWI
Standar Kompetensi   : Menggunakan Bilangan Romawi
Kompetensi Dasar      : - Mengenal lambang bilangan Romawi
-   Menyatakan bilangan cacah sebagai bilangan Romawi
Tujuan Pembelajaran   : - Mengenal lambang bilangan Romawi
-   Mengenal sistem bilangan Romawi
-   Menyatakan bilangan cacah dalam lambang bilangan Romawi
-   Menyatakan lambang bilangan Romawi dalam bilangan cacah
-   Menggunakan bilangan Romawi dalam kehidupan sehari-hari

1.   Mengenal Lambang Bilangan Romawi
Selain bilangan asli, bilangan cacah, bilangan bulat, maupun bilangan pecahan yang telah kamu pelajari, satu lagi himpunan bilangan yang akan kita pelajari adalah bilangan Romawi. Bilangan Romawi tidak banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
 Mari kita perhatikan contoh-contoh kalimat berikut.
1).                                Marbun tinggal bersama orang tuanya di Jalan Nuri III nomor 9.
2). Daerah Istimewa Jogjakarta dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X.
3).                                Memasuki abad XXI, kita dituntut untuk lebih menguasa teknologi.

Bagaimana lambang bilangan Romawi? Secara umum, bilangan Romawi terdiri dari 7 angka (dilambangkan dengan huruf) sebagai berikut:
I  melambangkan bilangan 1
V melambangkan bilangan 5
X melambangkan bilangan 10
L melambangkan bilangan 50
C melambangkan bilangan 100
D melambangkan bilangan 500
M melambangkan bilangan 1.000

2.         Membaca Bilangan Romawi
a.)   Aturan Penjumlahan Bilangan Romawi
Untuk membaca bilangan Romawi, dapat kita uraikan dalam     bentuk penjumlahan seperti pada contoh berikut ini.
Contoh:
a. II    = I + I
                                  = 1 + 1
                                  = 2
Jadi, II dibaca 2

b. VIII     = V + I + I + I
                                         = 5 + 1 + 1 + 1
                                         = 8
Jadi, VIII dibaca 8

c. LXXVI = L + X + X + V + I
                                            = 50 + 10 + 10 + 5 + 1
                                            = 76
Jadi, LXXVI dibaca 76

b.)           Aturan Pengurangan Bilangan Romawi
Bagaimana jika lambang yang menyatakan angka lebih kecil terletak di sebelah kiri? Untuk membaca bilangan Romawi, dapat kita uraikan dalam bentuk pengurangan seperti pada contoh berikut ini.
Contoh:
a. IV = V – I
                                  = 5 – 1
                                  = 4
Jadi, IV dibaca 4
b. IX = X – I
                                  = 10 – 1
                                  = 9
Jadi, IX dibaca 9

c. XL   = L – X
                                  = 50 – 10
                                  = 40
Jadi, XL dibaca 40

c.)            Menuliskan Bilangan Romawi
Aturan-aturan dalam menuliskan lambang bilangan Romawi sama dengan yang telah kalian pelajari di depan. Mari kita perhatikan contoh berikut ini.

Contoh:
1. 24 = 20 + 4
                            = (10 + 10) + (5 – 1)
                            = XX + IV
                            = XXIV
Jadi, lambang bilangan Romawi 24 adalah XXIV

2. 48 = 40 + 8
                            = (50 – 10) + (5 + 3)
                            = XL + VIII
                            = XLVIII
Jadi, lambang bilangan Romawi 48 adalah XLVIII

3. 139   = 100 + 30 + 9
                               = 100 + (10 + 10 + 10) + (10 – 1)
                               = C + XXX + IX
                               = CXXXIX
Jadi, lambang bilangan Romawi 139 adalah CXXXIX


B.  BANGUN RUANG DAN BANGUN DATAR

Standar Kompetensi     :    Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan  antarbangun datar
Kompetensi Dasar        : - Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana
- Menentukan jaring-jaring balok dan kubus
-  Mengidentifikasi benda- benda dan bangun
  datar simetris
-  Menentukan hasil pencerminan suatu bangun
datar
Tujuan Pembelajaran     : - Menyebutkan syarat- syarat bangun ruang
-  Menyebutkan dan menggambar bangun sesuai sifat- sifat bangun ruang yang diberikan
-  Menggambar dan membuat berbagai jaring- jaring kubus dan balok.
-  Mengelompokkan dan memberi contoh bangun datar yang simetris dan tidak simetris.
-  Mengidentifikasi bangun datar yang simetris
-  Membuat bangun – bangun datar yang simetris.
-  Mengenal bangun datar yang tidak simetris.
-  Menentukan sumbu simetri suatu bangun datar.
-  Menggambar cerminan dari bangun datar sederhana

1.        BANGUN RUANG SEDERHANA DAN SIFAT-SIFATNYA
Dalam bangun ruang dikenal istilah sisi, rusuk, dan titik sudut. Mari kita perhatikan bangun ruang berikut ini.




Sisi adalah bidang atau permukaan yang membatasi bangun ruang. Rusuk adalah garis yang merupakan pertemuan dari dua sisi bangun ruang. Titik sudut adalah titik pertemuan dari tiga buah rusuk pada bangun ruang.


 







a.    Kubus

b.   Balok
c.    Kerucut


d.   Tabung
e.    Bola

2. JARING-JARING KUBUS DAN BALOK
Bangun ruang kubus dan balok terbentuk dari bangun datar persegi dan persegi panjang. Gabungan dari beberapa persegi yang membentuk kubus disebut jaring-jaring kubus. Sedangkan jaring-jaring balok adalah gabungan dari beberapa persegi panjang yang membentuk balok.
















3.        MENGENAL BANGUN DATAR SIMETRIS
Sebelum mempelajari benda atau bangun datar simetris, coba kamu ingat bangun-bangun datar yang pernah kamu pelajari di kelas-kelas sebelumnya. Apakah yang dimaksud benda simetris?




Persegi panjang merupakan benda simetris karena mempunyai garis lipatan yang dapat mempertemukan sisi-sisi luarnya dengan tepat. Sedangkan jajargenjang bukan merupakan benda simetris karena tidak ada garis lipatan yang dapat mempertemukan sisi-sisi luarnya dengan tepat.
Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa bangun simetris adalah bangun yang dapat dilipat (dibagi) menjadi dua bagian yang sama persis baik bentuk maupun besarnya. Sedangkan bangun tidak simetris disebut bangun asimetris.

4.        PENCERMINAN BANGUN DATAR
Mari kita perhatikan pencerminan bagun datar segitiga berikut ini.





Dari gambar di atas, dapat kita tuliskan sifat bayangan benda
yang dibentuk oleh cermin sebagai berikut.
1.   Bentuk dan ukuran bayangan sama persis dengan benda.
2.   Jarak bayangan dari cermin sama dengan jarak benda dari cermin.
3.   Bayangan dan benda saling berkebalikan sisi (kanan kiri atau depan belakang), sehingga dikatakan bayangan simetris dengan benda (cermin sebagai sumbu simetri).



C.       Pembelajaran Materi Ajar
1.      Bilangan Romawi

Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Kegiatan awal
-   Guru mengajak siswa untuk berdoa
-   Guru mengajak siswa untuk tenang
Siswa berdoa
Siswa dalam posisi duduk tenang dan siap menerima materi ajar dari guru
Kegiatan inti
-       Guru melakukan apersepsi kepada peserta didik berupa nama/ lambang sesuatu berkaitan dengan bilangan romawi
-       Guru mengenalkan pada siswa lambang bilangan romawi beserta artinya
-       Guru menuliskan contoh-contoh lambang romawi di papan tulis
-       Guru membuat beberapa soal terkait dengan materi bilangan romawi, kemudian menunjuk beberapa siswa untuk mengerjakan di papan tulis
 Siswa memperhatikan, mendengarkan serta memahami materi yang disampikan oleh guru

Siswa menyebutkan bilangan romawi secara bersama-sama.

Siswa mencatat apa yang ditulis guru

Siswa mengerjakan soal yang dibuat oleh guru, kemudian menjawabnya di papan tulis

Kegiatan akhir
-        Guru menanyakan kepada siswa mengenai materi yang sekiranya belum dikuasai siswa
Siswa bertanya pada guru tentang materi yang belum dipahami




2.      Bangun Datar dan Bangun Ruang

Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Kegiatan awal
-   Guru mengajak siswa untuk berdoa
-   Guru mengajak siswa untuk tenang
Siswa berdoa
Siswa dalam posisi duduk tenang dan siap menerima materi ajar dari guru
Kegiatan inti
-       Guru melakukan apersepsi kepada peserta didik berupa nama/ lambang sesuatu berkaitan dengan bilangan romawi
-       Guru menyebutkan definisi bangun datar dan bangun ruang

-       Guru mengenalkan dan menggambar jenis-jenis bangun datar dan bangun ruang
-       Guru membuat beberapa soal terkait dengan materi bangun datar dan bangun ruang
 Siswa memperhatikan, mendengarkan serta memahami materi yang disampikan oleh guru
Siswa mendengarkan dan memahami definisi bangun datar dan bangun ruang
Siswa mengidentifikasi bangun datar dan bangun ruang
Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru
Kegiatan akhir
-        Guru menanyakan kepada siswa mengenai materi yang sekiranya belum dikuasai siswa
Siswa bertanya pada guru tentang materi yang belum dipahami





BAB III
PENUTUP
A.      KESIMPULAN
Bilangan Romawi berasal dari bangsa Romawi yang ditulis dengan angka Romawi. Bilangan Romawi digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti pada alamat rumah, nama tingkatan atau derajat dan sebagainya. Bangun datar merupakan pertemuan dari garis-garis yang berpotongan. Bangun datar terdiri dari dua dimensi. Sedangkan bangun ruang adalah suatu bangun yang dibatasi oleh bidang-bidang yang saling berhubungan, yang berwujud 3 dimensi dan memiliki volume.

B.       SARAN
Dalam penyampaian materi, guru hendaknya guru dapat menguasai materi serta dapat menyampaikannya secara optimal sesuai dengan kemampuan dan kondisi siswa yang bersangkutan. Selain itu, dalam praktik pembelajarannya memerlukan media pembelajaran ataupun alat peraga penunjang pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.











DAFTAR PUSTAKA

Mustaqim, Burhan, dan Ary Astuti. 2008. Ayo Belajar Matematika SD Kelas IV. Jakarta : CV. Buana Raya.
Indriyastuti. 2008. Matematika Idolaku SD Kelas IV. Solo : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

0 comments:

Post a Comment