SISTEM PENDIDIKAN (BELAJAR DAN PEMBELAJARAN) BERMETODE BASED
LEARNING
Dosen
pengampu: Dr. Warsiman, M.Pd.
MATA
KULIAH ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA
OLEH
FRAN
DWI PRASTYO HADI
NIM
08111521
IKIP
PGRI BOJONEGORO
FAKULTAS
PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
AGUSTUS
2011
KATA PENGANTAR
Dengan
mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-NYA kepada kita, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya
ilmiah yang berjudul “Sistem Pendidikan (Belajar dan Pembelajaran)
Bermetode Based Learning”.
Penyusunan
karya ilmiah ini dimaksudkan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mata
kuliah analisis kesalahan berbahasa pada jurusan pendidikan bahasa Indonesia,
IKIP PGRI Bojonegoro.
Dalam
penyusunan karya ilmiah ini penulis merasa mendapat banyak bantuan dari
beberapa pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada:
1.
Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunianya;
2.
Bapak Dr. Warsiman, M.Pd. selaku sebagai
pengajar/dosen mata kuliah analisis kesalahan berbahasa yang telah mencurahkan
usahanya untuk mengajar kami;
3.
Pihak pengelola perpustakaan yang telah
menyediakan dan meminjamkan buku-buku tentang analisis kesalahan berbahasa;
4.
Pihak pengelola warnet yang telah
menyediakan waktu dan tempat untuk browsing data tentang analisis kesalahan
berbahasa;
5.
Teman-teman angkatan 2008 yang telah
berpartisipasi untuk memberikan masukan dan dukungan.
Kepada
mereka semua, hanya ungkapan terima kasih dan doa yang dapat penulis persembahkan semoga semua
yang telah mereka berikan kepada penulis sebagai ibadah yang ternilai harganya
dimata masyarakat maupun penulis sendiri.
Penulis
menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun. Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Bojonegoro, Agustus 2011
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………... iii
BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………………… 4
A. Latar Belakang ……………………………………………………….. 4
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………. 5
C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………… 5
D. Manfaat ………………………………………………………………. 6
BAB II : PEMBAHASAN ………………………………………………………… 8
A.
Pengertian Metode Based Learning ………………………………….. 8
B. Ciri-ciri Metode Based
Learning …………………………………….. 10
C. Tujuan Metode Based
Learning ……………………………………… 11
D. Kelebihan dan Kekurangan
Metode Based Learning ………………… 12
1) Kelebihan …………………………………...................................... 12
2) Kekurangan ………………………………………………………... 13
BAB III : PENUTUP ……………………………………………………………… 14
A. Simpulan ……………………………………………………………… 14
B. Saran ………………………………………………………………….. 14
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….. 15
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kegiatan pembelajaran
di sekolah adalah kegiatan pendidikan pada umumnya, yang menjadikan siswa
menuju keadaan yang lebih baik. Pendidikan dalam hal ini sekolah tidak dapat
lepas dari peran guru sebagai fasilitator dalam penyampaian materi.
Profesionalisme seorang guru sangatlah dibutuhkan guna terciptanya suasana proses
belajar mengajar yang efisien dan efektif dalam pengembangan siswa yang
memiliki kemampuan beragam. Pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi
antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilakau
kearah yang lebih baik.
Pemecahan masalah
merupakan fokus dalam pembelajaran yang artinya sebelum siswa belajar harus
melalui sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan sehari hari yang masalahnya
bersifat tertutup dan terbuka.Oleh karena itu pada proses pembelajaran guru
perlu meningkatkan kemampuan menjadi guru professional dan kreatif dalam
mengembangkan kemampuan mengajar sehingga siswa dapat maksimal walaupun dalam
kenyataannya guru-guru di Indonesia sebagian besar masih mempertahankan
metode-metode pembelajaran lama. Kemampuan guru sebagai salah satu usaha
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dimana
guru merupakan elemen di sekolah yang secara langsung dan aktif bersinggungan
dengan siswa, kemampuan yang dimaksudkan adalah kemampuan mengajar dengan
menerapkan model pembelajaran tepat, efisien dan efektif.
Menurut UNESCO:
“learning to know, learning to do, learning to be, and learning to live
together “ siswa bukan hanya duduk diam dan mendengarkan. Siswa harus
diberdayakan agar siswa mau serta mampu berbuat untuk memperkaya pengelaman
belajar (learning to do ). Interaksi siswa dengan lingkungannya menuntut mereka
untuk memahami pengetahuan yang berkaitan dengan dunia sekitarnya (learning to
know). Interaksi tersebut diharapkan siswa dapat membangun jati diri (learning
to be). Kesempatan berinteraksi dengan berbagai individu atau kelompok yang
bervariasi akan membentuk kepribadian untuk memahami kebersamaan, bersikap
toleransi terhadap teman (learning to live together). Untuk mencapai tujuan
yang di atas dibutuhkan metode pengajaran yang sesuai, salah satunya adalah
metode pembelajaran Based Learning.
Based Learning adalah
suatu metode pembelajaran kooperatif berdasarkan pada prinsip penggunaan
permasalahan sebagai titik awal untuk penggadaan pengetahuan baru. Pendekatan
pemecahan masalah ini menempatkan guru sebagai fasilitator dimana kegiatan
belajar mengajar akan dititik beratkan pada keaktifan siswa, kegiatan belajar
ini dapat mengasah kemampuan siswa dalam memahami konsep, menggunakan
penalaran, memecahkan masalah, mengemukakan gagasan atau ide dan mampu bekerjasama. Proses pembelajaran yang
mengikut sertakan siswa secara aktif secara individu maupun kelompok, akan lebih
bermakna karena dalam proses pembelajaran siswa mempunyai lebih banyak
pengalaman. Dengan pembelajaran dengan metode pembelajaran Based Learning siswa
akan lebih kreatif.
B.
Rumusan
Masalah
Mengacu pada latar
belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Apakah metode Based Learning?
2.
Apa sajakah ciri dari Based Learning?
3.
Apa tujuan dari Based Learning?
4.
Apa sajakah kelebihan dan kekurangan
dari Based Learning?
C.
Tujuan
Penulisan
Pembuatan karya ilmiah dimaksudkan dan bertujuan
untuk:
1.
Mengetahui metode Based Learning?
2.
Mengetahui ciri dari Based Learning?
3.
Mengetahui tujuan dari Based Learning?
4.
Mengetahun kelebihan dan kekurangan dari
Based Learning?
D.
Manfaat
Hasil
karya ilmiah ini nantinya diharapkan akan memberikan manfaat teoritis maupun
praktis.
1. Manfaat
Teoritis
a. Secara
umum
Hasil karya ilmiah ini diharapkan secara
teoritis mampu memberikan andil kepada pembelajaran yaitu khususnya tentang
sistem pendidikan bermetode based learing.
b. Secara
khusus
Karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi kepada strategi pembelajaran di universitas maupun perguruan tinggi
serta mampu mengoptimalkan penggunaan pendidikan secara maksimal sesuai dengan
yang diamanatkan oleh pancasila.
c. Sebagai
suatu karya ilmiah
Hasil karya ilmiah ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan mengenai peran
pendidikan sebagai modal utama membangun karakter bangsa dan motivasi belajar
mahasiswa terhadap prestasi belajar mahasiswa khususnya mata kuliah analisis
kesalahan berbahasa.
2. Manfaat
Praktis
a.
Bagi mahasiswa
Memberikan
deskripsi tentang peran dunia pendidikan sebagai modal utama membangun karakter
bangsa yang dilakukan dalam pembuatan karya ilmiah, sehingga memudahkan dalam
mempraktekkannya langsung di lapangan.
b.
Bagi dosen
Memberikan
literatur/reverensi terhadap mata kuliah sebelumnya sebagai aspek dalam
menunjang proses perkuliahan dan sebagai revisi terhadap adanya kekeliruan
dalam penulisannya.
c.
Bagi penulis
Menambah
informasi dan pengetahuan tentang peran dunia pendidikan yang nantinya mampu
dijadikan sebagai bekal, pedoman dan pijakan dalam membuat penelitian baik
secara terstruktural maupun secara konvensional.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Metode Based learning
Dalam
kehidupan sehari-hari, seringkali kita mendengar percakapan seperti: “Kalau ada
masalah, mari kita diskusikan bersama” atau “ Segala sesuatu akan dapat kita
selesaikan dengan baik apabila kita diskusikan permasalahannya”. Dari
percakapan tersebut, kita mendapat gambaran bahwa diskusi merupakan pembicaraan
antara dua orang atau lebih untuk membicarakan suatu masalah dan
menyelesaikannya.
Based
learning adalah strategi pengajaran di mana satu kelas dibagi beberapa
kelompok, kemudian diberi masalah dan siswa bersama-sama memecahkan masalah
tersebut. Satu kelas dibagi beberapa kelompok yang mesing-masing kelompok
terdiri dari 3-6 orang untuk mendiskusikan suatu topik atau memecahkan suatu
masalah, bisa dilakukan di dalam kelas atau di luar kelas. Dalam satu kelompok
ini, mereka mempunyai tugas diantaranya:
1.
Membantu memecahkan masalah yang
dihadapi;
2.
Menampilkan saran-saran untuk mendiskusikan
atau memecahkan masalah;
3.
Mendengarkan baik-baik dan menghargai
sumbangan pikiran anggota-anggota lainnya;
4.
Mengembangkan pendapat atas dasar pendapat
anggota lainnya.
Memecahkan
masalah merupakan metode belajar yang mengharuskan pelajar untuk menemukan
jawabannya. Metode ini dapat didasarkan pada penelitian, pengajaran proyek,
pengajaran unit yang terintegrasi, pendekatan interdisipliner, pelajaran
individual dan pengajaran yang aktif. Yang penting ialah, bahwa setiap metode
yang digunakan mempunyai tujuan untuk mendidik anak agar sanggup memecahakn
masalah. Langkah-langkah yang diikuti dalam pemecahan masalah, pada umumnya
seperti yang dikemukakan oleh John Dewey, yaitu:
1.
Pelajar dihadapkan pada masalah;
2.
Pelajar merumusakan masalah itu;
3.
Pelajar merumuskan hipotesis;
4.
Pelajar menguji hipotesis tersebut.
Pada
umumnya, yang hadir di ruang kelas adalah terjadinya pembelajaran tradisional
yang di mana proses pembelajaran yang terjadi bersifat memusatkan pada
guru,dengan menjadikan siswa sebagai objek pembelajaran dengan aktivitas
utamanya untuk menghafal materi pelajaran, mengerjakan tugas dari guru,
menerima hukuman jika melakukan kesalahan, dan kurang mendapatkan penghargaan
terhadap hasil kerjanya. Situasi pembelajaran seperti ini jika terus
dipertahankan akan membawa dampak yang buruk bagi siswa, di mana kondisi ini
akan memunculkan sikap kegagalan dan mempertahankan diri. Siswa akan merasa apa
yang mereka kerjakan bukan merupakan apa yang mereka inginkan. Jika terjadi
sesuatu di luar keinginan siswa, maka dia akan berusaha untuk berbohong atau
menutupi apa yang mereka rasakan dan alami dalam kegiatan pembelajaran.
Mengapa
menggunakan based learning? Karena Based learning menawarkan sebuah konsep
untuk menciptakan pembelajaran dengan berorientasi pada upaya pemberdayaan
potensi otak siswa. Tiga strategi utama yang dapat dikembangkan dalam based learning
adalah:
1.
Menciptakan lingkungan belajar yang
menantang kemampuan berpikir siswa.Dalam setiap kegiatan pembelajaran,
sering-seringlah guru memberikan soal-soal materi pelajaran yang memfasilitasi
kemampuan berpikir siswa dari mulai tahap pengetahuan sampai tahap evaluasi. Soal-soal pelajaran
dikemas semenarik mungkin, misalnya melalui teka-teki, simulasi games, agar
siswa dapat terbiasa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam konteks
pemberdayaan potensi otak siswa;
2.
Menciptakan lingkungan pembelajaran yang
menyenangkan. Hindarilah situasi pembelajaran yang membuat siswa merasa tidak
nyaman dan tidak senang terlibat di dalamnya. Lakukan kegiatan pembelajaran
dengan diskusi kelompok yang diselingi dengan permainan-permainan menarik, dan
upaya-upaya lainnya yang mengeliminasi rasa tidak nyaman pada diri siswa.
seseorang akan belajar dengan segenap kemampuan apabila dia menyukai apa yang
dia pelajari dan dia akan merasa senang terlibat di dalamnya;
3.
Menciptakan situasi pembelajaran yang
aktif dan bermakna bagi siswa. Siswa sebagai pembelajar dirangsang melalui
kegiatan pembelajaran untuk dapat membangun pengetahuan mereka melalui proses
belajar aktif yang mereka lakukan sendiri. Bangun situasi pembelajaran yang
memungkinkan seluruh anggota badan siswa beraktivitas secara optimal, misal
mata siswa digunakan untuk membaca dan mengamati, tangan siswa bergerak untuk
menulis, kaki siswa bergerak untuk mengikuti permainan dalam pembelajaran,
mulut siswa aktif bertanya dan berdiskusi, dan aktivitas produktif anggota
badan lainnya.
Selain
itu , alasan menggunakan metode based learning ialah:
1.
Meningkat pendidikan untuk semua siswa;
2.
Mengubah pola mengajar dari memberitahu
ke melakukan;
3.
Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk
belajar sesuai dengan minat dan membuat keputusan sendiri;
4.
Memberi kesempatan siswa untuk
berdiskusi tentang bagaimana mereka akan menemukan jawaban pertanyaan atau
memecahkan masalah;
5.
Memungkinkan siswa melek teknologi;
6.
Melengkapi siswa dengan keterampilan dan
rasa percaya diri untuk sukses pada kompetisi global;
7.
Mengajarkan inti kurikulum dengan cara
interdisiplin.
Biasanya,
based learning digunakan oleh seorang guru ataupun dosen ketika mengajarkan
keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah, pertanyaan menarik
mionat siswa, bila melatih siswa menjadi pebelajar yang madiri, serta
pertanyaan mempunyai kemungkinan jawaban lebih dari satu.
Contoh metode based learning: Guru memberikan suatu studi kasus mengenai kondisi suatu daerah tertentu yang kekurangan gizi sehingga menyebabkan rendahnya produksi daerah tersebut. Maka para siswa diminta untuk menyelesaikan dua masalah yang saling berkaitan itu dengan mempertimbangkan kondisi daerah itu secara keseluruhan termasuk soal keuangan, kelembagaan dan sumber-sumber lainnya yang tersedia bagi pembangunan.
Contoh metode based learning: Guru memberikan suatu studi kasus mengenai kondisi suatu daerah tertentu yang kekurangan gizi sehingga menyebabkan rendahnya produksi daerah tersebut. Maka para siswa diminta untuk menyelesaikan dua masalah yang saling berkaitan itu dengan mempertimbangkan kondisi daerah itu secara keseluruhan termasuk soal keuangan, kelembagaan dan sumber-sumber lainnya yang tersedia bagi pembangunan.
B.
Ciri-ciri
Metode Based learning
1.
Mengorientasikan siswa kepada masalah
autentik;
2.
Membantu siswa mengembangkan kemampuan
berpikir, pemecahan masalah, keterampilan intelektual, dan belajar berbagai
peran orang dewasa dengan terlibat dalam pengalaman nyata/simulasi;
3.
Berfokus pada keterkaitan antar
disiplin;
4.
Penyelidikan autentik;
5.
Menghasilkan produk/karya dan
memamerkannya;
6.
Menghindari pembelajaran terisolasi dan
berpusat pada guru;
7.
Menciptakan pembelajaran interdisiplin,
berpusat pada siswa dalam jangka waktu lama;
8.
Terintegrasi dengan dunia nyata dan
pengalaman praktis;
9.
Mengajarkan kepada siswa untuk mampu
menerapkan apa yang mereka pelajari di sekolah dalam kehidupannya yang panjang;
10. Pembelajaran
berpusat pada siswa;
11. Pembelajaran
terjadi pada kelompok kecil;
12. Guru
berperan sebagai tutor dan pembimbing;
13. Masalah
diformulasikan untuk memfokuskan dan merangsang pembelajaran;
14. Masalah
adalah kenderaan untuk pengembangan keterampilan pemecahan masalah;
15. Informasi
baru diperoleh lewat belajar mandiri.
C.
Tujuan
Metode Based Learning
1.
Mengembangkan pengetahuan, tentang
apakah yang dilakukan dan bagaimana melakukan hal tersebut;
2.
Mengembangkan sikap, tentang keinginan
atau kemauan untuk mempraktekkan apa yang telah dipelajari;
3.
Mengembangkan keterampilan, tentang
abilitas untuk menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh melalui proses latihan
pada pekerjaan tertentu;
4.
Melatih siswa berpikir tingkat tinggi
dan pemecahan masalah;
5.
Melatih siswa menjadi pebelajar yang
mandiri (self regulated learning);
6.
Memperluas pandangan;
7.
Siswa didorong menggunakan pengetahuan
dan pengalamannya untuk memecahkan masalah;
8.
Siswa mamapu menyatakan pendapatnya
secara lisan. Hal itu melatih kehidupan yang demokratis;
9.
Memberi kemungkinan pada siswa untuk
belajar berparisipasi dalam pembicaraan untuk memecahkan suatu masalah bersama;
10. Mengembangkan
keterampilan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan, dan menyimpulkan pada diri
siswa;
11. Mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah dan konsep diri yang lebih positif;
12. Membantu
mengembangkan kepemimpinan;
13. Memberi
kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat;
14. Mengembangkan
rasa sosial, karena bisa saling membantu dalam memecahkan soal.
Sementara
itu, guru mempunyai peran sebagai berikut:
1.
Mengajukan masalah
otentik/mengorientasikan siswa/mahasiswa kepada masalah;
2.
Memfasilitasi/membimbing penyelidikan
pada saat pengamatan atau eksperimen;
3.
Memfasilitasi dialog antara siswa;
4.
Mendukung belajar siswa;
5.
Memberikan instruksi verbal kepada siswa untuk membantu siswa
memecahkan masalah. Instruksi verbal maksudnya ialah membimbing atau
menjuruskan pemikiran pelajar itu ke arah tertentu.
D.
Kelebihan
dan Kekurangan Metode Based Learning
1.
Kelebihan
a)
Metode ini memberikan kesempatan pada
siswa untuk mengemukakan pendapat;
b)
Menguntungkan para siswa yang lemah
dalam pemecahan masalah. Karena pemecahan masalah dilakukan oleh kelompok
biasanya lebih tepat daripada memecahkan masalah secara perseorangan
c)
Meningkatkan kemungkinan siswa berpikir
kritis;
d) Dapat
mengembangkan rasa kepemimpinan;
e)
Siswa dapat belajar memehami siswa lain
karena pendapat setiap siswa selalu berbeda;
f)
Dapat saling membantu dalam memecahkan
masalah;
g)
Meningkatkan keakraban antar siswa;
h)
Membuat siswa lebih aktif;
i)
Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk
memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari;
j)
Menimbulkan ide-ide baru.
2.
Kekurangan
a)
Metode ini tidak menjamin penyelesaian,
sekalipun kelompok setuju atau membuat kesepakatan . Sebab keputusan yang dicapai
belum tentu dilaksanakan;
b)
Seringkali didominasi oleh seorang atau
beberapa orang anggota diskusi dan menyebabkan orang yang tidak berminat hanya
sebagai penonton;
c)
Kadangkala, terjadi adanya pandangan
dari berbagai sudut bagi masalah yang dipecahkan, bahkan mungkin pembicaraan
menjadi menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang;
d) Seringkali
anggota kelompok mencoba mendominasi pembicaraan, sedangkan anggota lainnya
mungkin segan untuk ikut berpartisipasi;
e)
Model pembelajaran Based Learning biasa
dilakukan secara berkelompok membuat siswa yang malas semakin malas;
f)
Siswa merasa guru tidak pernah
menjelaskan karena model pembelajaran ini menuntut siswa yang lebih aktif.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Dari pembahasan di atas bahwa
pembelajaran Based learning adalah strategi pengajaran di mana satu kelas
dibagi beberapa kelompok, kemudian diberi masalah dan siswa bersama-sama
memecahkan masalah tersebut.namun dalam setiap pembelajaran memiliki kelemahan
dan kekurangan.namun dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk aktif.Selain
itu Based Learning adalah suatu metode pembelajaran kooperatif berdasarkan pada
prinsip penggunaan permasalahan sebagai titik awal untuk penggadaan pengetahuan
baru.
B.
Saran
Dari pembelajaran Based learning dapat
disarankan bahwa dari kelemahan dan kelebihanya siswa diharapkan mampu untuk :
1.
Belajar mengemukakan pendapat atau
berbicara;
2.
Mengasah siswa untuk mencari ide ide;
3.
Belajar untuk memahami pendapat dan
diharapkan lebih mengerti dengan penjelasan teman atau kelompok.
DAFTAR
PUSTAKA
Djamarah,
Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rinneka Cipta
Internet.
Internet.
Nasution,
S. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bina
Aksara.
N.K,
Roestiyah dan Yumiati Suharto. 1985.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina
Aksara.
Pasaribu
I.L dan B. Simandjutak. 1982. Proses Belajar-Mengajar. Bandung: Penerbit
Tarsito.
Staton,
Thomas F. 1978. Cara Mengajar dengan Hasil yang Baik: Metode-metode Mengajar
Modern dalam Pendidikan Orang Dewasa. Bandung: Penerbit cv. Diponegoro.
Surakhmad,
Winarno.1980. Pengantar Interaksi Mengajar- Belajar: Dasar dan Teknik
Metodologi Pengajaran. Bandung: Penerbit Tarsito.
Surjadi,
A. 1989. Membuat Siswa Aktif Belajar: 65 Cara Belajar Mengajar dalam Kelompok.
Bandung: Mandar Maju http://www.anakciremai.com.
0 comments:
Post a Comment