Tuesday, 18 March 2014

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH DALAM NOVEL AMBA KARYA LAKSMI PAMUNTJAK (Tinjauan Psikologi Sastra dan Nilai PendidikanKarakter)


Karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia yang memiliki objek manusiawi, fakta kemanusiaan, dan fakta kultural. Keeksistensian karya sastra mampu membedakan fakta kemanusiaan seperti halnya sistem sosial dan sistem ekonomi dan mampu menyamakannya dengan sistem seni rupa, seni suara, dan sebagainya. Jika sistem lainnya seringkali dianggap sebagai satuan yang dibangun oleh hubungan antar tindakan, karya sastra merupakan satuan yang dibangun atas hubungan antara tanda dan makna, antara ekspresi dengan pikiran, antara aspek luar dengan aspek dalam (Faruk, 2012: 77).
Membicarakan karya sastra tidak lepasnya dengan istilah kesusastraan. Istilah kesusastraan muncul pada tahun-tahun terakhir abad XVIII. Semua orang tidak “membuat” kesusastraan melainkan “memiliki”nya. Kesusastraan merupakan ciri keanggotaan pada kategori orang-orang yang “bersastra” (lettrés) (Escarpit, 2008: 5). Secara etimologi menurut Kosasih (2012: 1) istilah kesusastraan berasal dari bahasa Sanskerta, yakni Susasta. Su berarti ‘bagus’ atau ‘indah’ dan Sastra  berarti ‘buku’, ‘tulisan’, atau ‘huruf’. Dengan demikian, susastra berarti tulisan yang bagus atau tulisan yang indah.


selengkapnya klik di sini

0 comments:

Post a Comment