Dayabu Indonesia
Ini negeri warisan Ibu Pertiwi
warisan luhur penuh arti
Sabang Merauke itu pasti
menggantung harapan sampai mati
Mati?
Oh.... tidak!
aku
ingin hidup seribu tahun lagi kata Chairil Anwar
aku
ingin menikmati nirwana kecil ini
Nirwana
elok berlapis dayabu negeri
Dayabu muncul bukan karena ilusi
dayabu muncul karena tradisi
dayabu bagian dari tradisi
tradisi nenek moyang Ibu Pertiwi
dayabuku....dayabumu....
dayabunya....dayabu
kita semua....
dayabu
mulai hilang ditelan masa
Wahai pemuda cintailah dayabu negeri pertiwi
dayabu Jawa, dayabu Sumatera
dayabu Kalimantan, dayabu Bali
dayabu Sulawesi, dayabu Irian Jaya
dayabu seluruh nirwana kecil ini
Sungguh
mahsyur keanekaragaman
Maha
karya hasil ciptaan
Begitu piawai penari menari
bagai rerumputan hilang kendali
diiringi bunyi tadahan dan gamelan
itulah tayub kata Ibu Pertiwi
Menyeberang
selat ke Pulau Dewata
berjumpa
patung di atas pundak lelaki
patung
besar membias indah di ujung mata
menanti
tibanya hari Nyepi
Nyepi pasti sunyi
sunyi bukan berarti mati
sehari demi Sanghyang Widhi
tuk capai bahagia sejati
Berlayar
terdengar sayup-sayup
nyale
nyale nyale nyale nya....le....
bau
nyale di tepi pantai
jelmaan
putri cantik turun dari surgawi
Putri Mandalika luhur budi pekerti
Diperebut raja dan pangeran senegeri
Dipilihnya bunuh diri
Demi menjaga perang dan rakyat suatu negeri
Kotekakotekakoteka....
itu
Irian Jaya punyai
penutup
kemaluan laki-laki
dipakai
oleh beberapa suku di sini
Jika labu air menjadi koteka
pucuk enau sebagai arat sabulangannya
bukan hanya untuk memuja tetapi juga sebuah norma
dayabu Mentawai orang memanggilnya
Wahai
para kaum muda
cintai
dayabu jangan pernah mati
tak
berhenti sampai di sini
masa
depanku masa depan generasi pertiwi
Dayabudayabudayabu....
Dayabudayabudayabu....
Dayabudayabudayabu....
Bojonegoro,
02 Oktober 2015
(Sumber:
dikutip dari buku Antologi Puisi Terfavorit
Nyanyian Belibis, 2016: 37)
0 comments:
Post a Comment