Mengapa
Tuhan .
. .
Engkau
hukum aku dengan apa
Engkau
uji aku dengan siapa
Apakah
ini hukuman . . . apakah ini ujian . . .
Hamba
tak mampu menghadapi ini sendirian
Jiwa yang dahaga akan kesenangan
Raga yang lapar akan kenikmatan
Namun engkau kirimkan aku seorang
insan
Insan yang mengubah hukuman dan ujian
menjadi kebahagiaan
Rasa
bahagia kembali bersemi
Rasa
duka mulai berhenti
Hiduppun
mulai berseri
Maut
enggan tuk menghampiri
Namun rasa itu sirna . . . lenyap tak
berabu . . .
Pelangi yang ku puja kini telah tiada
Bukan salah tuan bukan pula salah
tuhan
Ini hanyalah masalah kesetiaan
Bojonegoro, 08 April 2017
Sadar
Aku
hanyalah insan Tuhan
Bukan
anak bangsawan bukan pula anak hartawan
Aku
hidup dengan modal perjanjian
Janji
setia dengan Tuhan
Kesungguhanku mengabdi pada Mu
Baktiku tercurahkan pada Mu
Hembusan Nafasku bercampur dengan nama
Mu
Sembah sujudku hanya pada Mu
Engkau
berikan aku segala kenikmatan
Engkau
uji aku dengan segala cobaan
Engkau
balut aku dengan kesedihan
Engkau
belai aku dengan kebimbangan
Apakah ini sebuah janji . . . Tuhan
Apakah ini sebuah takdir kehidupan . .
.
Kehidupan
tak berarti
Bila tak
memiliki masalah
Tak
berarti melepaskan masalah
Bila
telah mati
Bojonegoro, 08 April 2017
Bunga dari Jember
Kuncup terpelihara oleh
senja
senja dari selatan madura
tatkala embun tak sanggup
menjelma dalam sukma
namun kuncup mampu merekah
dalam jiwa
kuncupku.......
kuncup yang hilang
kuncup tlah merekah
dambaan kumbang setiap kala
tak sadar dirikulah kumbang
itu
kumpang yang hilang ditelan
masa
kumbang yang rapuh dimakan
janji setia
kumbang
yang..........................
Bojonegoro, 26 Maret 2017
Mimpi dan impian
Tiada malam yang tak gelap
tiada gelap yang tak
bercahaya
cahaya itu cahaya cinta
cinta pada mimpi
atau mimpi pada cinta
mimpiku adalah cinta
cintaku hanyalah impian
Bojonegoro, 26 Maret 2017
Nduk
Nduk.....
Kini bukan tadi
Tidurlah nduk
Malam tlah menyelimuti
waktu
Tidurlah nduk
Esok waktu menimba ilmu
Tidurlah nduk
Pak guru esok ngasta ilmu
Tidurlah nduk
Ibu lelah menyelimuti
pasien
Tidurlah nduk
Bapak lelah menulis nilai
merah
Bojonegoro, 26 Maret 2017
Pelangi Dua Warna
Kala senja berpamitan pada
siang
dan tangisan langit
menggenangi daun keladi
tampak kumpulan gelembung
tak bersenyawa
membentuk unsur tak lagi
menjelma dalam fatamorgana
Langkah kecil menyibak
luasnya kata-kata
mengintip di balik
buhul-buhul senja sore
mejikuhibiniu tak lagi ada
bagai kata yang berpendar
menjadi morfem-morfem tak bermakna
Tak ada lagi warna dalam
kata
tak ada lagi fatamorgana
dalam jiwa
satu warna pelipur lara
menemani sadar dan tidurku
satu warna jawaban doa
membayangi langkah kecilku
Dua warna dalam pelangi
mengkhianati takdir kuasa
ilahi
Bojonegoro, 17 April 2017
BIODATA
Cahyo
Hasanudin lahir di Bojonegoro pada tanggal 06 Mei
1988. Setamat dari SDN Geger Kec.
Kedungadem Bojonegoro tahun 2000. Kemudian melanjutkan studi di MTs M2
Kedungadem, lulus tahun 2003. Tahun 2006 lulus dari MAN Negara Bali jurusan
Ilmu Pengetahuan Sosial. Pada program penerimaan mahasiswa baru pada tahun 2006
mendapat beasiswa di Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM) jurusan perikanan selama delapan
semester, namun pada tahun 2007
pindah dari Universitas Muhammadiyah Malang
dan pada tahun 2008 melanjutkan
belajar di perguruan tinggi IKIP PGRI Bojonegoro hingga lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2013 melanjutkan belajar pada program
pascasarjana di Universitas Sebelas Maret Surakarta dan lulus pada tahun 2014.
Penghargaan yang pernah diraih antara lain 1) juara
II dalam pekan olahraga dan seni (porseni) olympiade Bidang Studi Ekonomi antar
MA se-Bali pada tahun 2005, 2) Juara III Bidang Seni pada LKTM (Lomba karya
Tulis Mahasiswa) antar jurusan se-Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada
tahun 2007, dan 3) sebagai kontributor terbaik dalam lomba penulisan puisi yang diselenggarakan oleh Sabana Pustaka
pada tahun 2016
sumber: http://www.harianblora.com/2017/08/puisi-puisi-cahyo-hasanudin.html