BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembelajaran matematika mempunyai
kompleksitas tersendiri dalam praktik penyelenggaraan pembelajarannya.
Penanaman konsep, teori, pemahaman, dan penalaran perlu disampaikan kepada
peserta didik sehingga siswa secara bertahap dapat memaknai materi yang
disampaikan. Perlu diperhatikan pula bahwa dalam lingkup materi pembelajaran
matematika tersebut selalu berkaitan dengan kasus-kasus yang sifatnya abstrak Hal ini dapat menjadi problema bagi tenaga
pendidik terutama dalam menyiapkan materi pembelajaran serta bagi siswa dalam
upaya memahami materi yang disampaikan.
Untuk dapat meningkatkan keefektifan
pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
yang menunjang seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya. Sementara
itu, dalam Permendiknas RI No. 41 (2007:6) disebutkan bahwa proses pembelajaran
pada setiap satuan pendidikan dasar harus interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif serta memberikan
ruang yanng cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, perkembangan fisik serta psiklogis siswa. Hal ini menunjukkan
bahwa dalam pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah
yang sesuai dengan situasi mengajar dan sekaligus melibatkan peran aktif siswa
dalam proses pembelajarannya. Selain itu, dalam proses pembelajarannya
diubahlah cara belajar “teacher active
teaching” menjadi “student active
learning”. Maksudnya adalah perubahan orientasi pembelajaran yang berpusat
pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Untuk dapat merealisasikan program-program
pembelajaran pada uraian di atas, maka perlu kita perhatikan tentang materi,
cara dan metode pembelajarannya. Dalam makalah ini, akan kami bahas seputar
materi dan cara pembelajaran yang diperluka bagi pembelajaran matematika
khususnya materi yang akan kami bahas yaitu bilangan romawi, bangun datar, dan
bangun ruang.
B. RUMUSAN MASALAH
Pembelajaran matematika mempunyai
kadar kesulitannya sendiri tergantung dari tingkatan materi yang diberikan.
Guru hendaknya mempunyai strategi atau cara belajar yang menunjang bagi
pembelajaran yang dilakukan di kelas. Guru juga hendaknya mengoptimalkan media
atau alat peraga yang tersedia sehingga dapat menunjang pemahaman dan penalaran
konsep matematika pada diri peserta didik. Dalam hal ini, untuk dapat mencapai
tujuan pembelajaran tergantung bagaimana guru menggunakan media dan cara
belajar serta bagaimana siswa menerima dan memahami informasi dari materi yang
disampaikan oleh guru.
C. TUJUAN
a. Seorang
pendidik mampu menggunakan media dan alat peraga yang diperlukan bagi
pembelajaran matematika Sekolah Dasar.
b. Seorang
pendidik dapat mengetahui langkah-langkah pelaksanakan dalam proses
pembelajaran matematika di Sekolah Dasar
c. Seorang
pendidik dapat menemukan cara
atau solusi yang terbaik untuk membantu peserta didik memahami konsep
matematika.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. BILANGAN ROMAWI
Standar
Kompetensi : Menggunakan Bilangan Romawi
Kompetensi Dasar
: - Mengenal lambang bilangan Romawi
-
Menyatakan bilangan cacah sebagai bilangan Romawi
Tujuan
Pembelajaran : - Mengenal lambang
bilangan Romawi
-
Mengenal sistem bilangan Romawi
-
Menyatakan bilangan cacah dalam lambang bilangan Romawi
-
Menyatakan lambang bilangan Romawi dalam bilangan cacah
-
Menggunakan bilangan Romawi dalam kehidupan sehari-hari
1. Mengenal
Lambang Bilangan Romawi
Selain
bilangan asli, bilangan cacah, bilangan bulat, maupun bilangan pecahan yang telah
kamu pelajari, satu lagi himpunan bilangan yang akan kita pelajari adalah
bilangan Romawi. Bilangan Romawi tidak banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Mari kita perhatikan
contoh-contoh kalimat berikut.
1).
Marbun tinggal bersama orang tuanya di Jalan Nuri III nomor 9.
2). Daerah
Istimewa Jogjakarta dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X.
3).
Memasuki abad XXI,
kita dituntut untuk lebih menguasa teknologi.
Bagaimana lambang bilangan Romawi?
Secara umum, bilangan Romawi terdiri dari 7 angka (dilambangkan dengan huruf)
sebagai berikut:
I melambangkan
bilangan 1
V melambangkan bilangan 5
X melambangkan bilangan 10
L melambangkan bilangan 50
C melambangkan bilangan 100
D melambangkan bilangan 500
M melambangkan bilangan 1.000
2.
Membaca Bilangan Romawi
a.) Aturan Penjumlahan Bilangan Romawi
Untuk
membaca bilangan Romawi, dapat kita uraikan dalam bentuk penjumlahan seperti pada contoh berikut ini.
Contoh:
a. II = I + I
= 1 + 1
= 2
Jadi, II dibaca 2
b. VIII = V + I + I + I
= 5 + 1
+ 1 + 1
= 8
Jadi, VIII dibaca 8
c. LXXVI = L + X + X + V + I
= 50
+ 10 + 10 + 5 + 1
= 76
Jadi, LXXVI
dibaca 76
b.)
Aturan Pengurangan Bilangan Romawi
Bagaimana
jika lambang yang menyatakan angka lebih kecil terletak di sebelah kiri? Untuk
membaca bilangan Romawi, dapat kita uraikan dalam bentuk pengurangan seperti pada
contoh berikut ini.
Contoh:
a. IV = V – I
= 5 – 1
= 4
Jadi, IV dibaca 4
b. IX = X – I
= 10 – 1
= 9
Jadi, IX dibaca 9
c. XL = L – X
= 50 – 10
= 40
Jadi, XL
dibaca 40
c.)
Menuliskan Bilangan Romawi
Aturan-aturan
dalam menuliskan lambang bilangan Romawi sama dengan yang telah kalian pelajari
di depan. Mari kita perhatikan contoh berikut ini.
Contoh:
1. 24 = 20 + 4
= (10 + 10) + (5 –
1)
= XX + IV
= XXIV
Jadi, lambang bilangan Romawi 24
adalah XXIV
2. 48 = 40 + 8
= (50 – 10) + (5 +
3)
= XL + VIII
= XLVIII
Jadi, lambang bilangan Romawi 48
adalah XLVIII
3. 139 = 100 + 30 + 9
= 100 + (10 + 10
+ 10) + (10 – 1)
= C + XXX + IX
= CXXXIX
Jadi, lambang bilangan Romawi 139 adalah CXXXIX
B. BANGUN RUANG
DAN BANGUN DATAR
Standar Kompetensi : Memahami sifat bangun ruang sederhana dan
hubungan antarbangun datar
Kompetensi
Dasar : - Menentukan sifat-sifat
bangun ruang sederhana
- Menentukan jaring-jaring
balok dan kubus
- Mengidentifikasi benda- benda dan bangun
datar simetris
- Menentukan hasil pencerminan suatu bangun
datar
Tujuan Pembelajaran : - Menyebutkan syarat- syarat bangun ruang
- Menyebutkan dan menggambar bangun sesuai sifat- sifat
bangun ruang yang diberikan
- Menggambar dan membuat berbagai jaring- jaring kubus
dan balok.
- Mengelompokkan dan memberi contoh bangun datar yang
simetris dan tidak simetris.
- Mengidentifikasi bangun datar yang simetris
- Membuat bangun – bangun datar yang simetris.
- Mengenal bangun datar yang tidak simetris.
- Menentukan sumbu simetri suatu bangun datar.
- Menggambar cerminan dari bangun datar sederhana
1.
BANGUN RUANG SEDERHANA DAN SIFAT-SIFATNYA
Dalam bangun ruang dikenal istilah
sisi, rusuk, dan titik sudut. Mari kita perhatikan bangun ruang berikut ini.
Sisi adalah
bidang atau permukaan yang membatasi bangun ruang. Rusuk adalah garis
yang merupakan pertemuan dari dua sisi bangun ruang. Titik sudut adalah
titik pertemuan dari tiga buah rusuk pada bangun ruang.
a. Kubus
b. Balok
c. Kerucut
d. Tabung
e. Bola
2. JARING-JARING
KUBUS DAN BALOK
Bangun ruang
kubus dan balok terbentuk dari bangun datar persegi dan persegi panjang.
Gabungan dari beberapa persegi yang membentuk kubus disebut jaring-jaring
kubus. Sedangkan jaring-jaring balok adalah gabungan dari beberapa
persegi panjang yang membentuk balok.
3.
MENGENAL BANGUN DATAR SIMETRIS
Sebelum
mempelajari benda atau bangun datar simetris, coba kamu ingat bangun-bangun datar
yang pernah kamu pelajari di kelas-kelas sebelumnya. Apakah yang dimaksud benda
simetris?
Persegi
panjang merupakan benda simetris karena mempunyai garis lipatan yang dapat
mempertemukan sisi-sisi luarnya dengan tepat. Sedangkan jajargenjang bukan
merupakan benda simetris karena tidak ada garis lipatan yang dapat
mempertemukan sisi-sisi luarnya dengan tepat.
Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa bangun simetris adalah
bangun yang dapat dilipat (dibagi) menjadi dua bagian yang sama persis baik
bentuk maupun besarnya. Sedangkan bangun tidak simetris disebut bangun asimetris.
4.
PENCERMINAN
BANGUN DATAR
Mari kita perhatikan pencerminan
bagun datar segitiga berikut ini.
Dari gambar di atas, dapat kita
tuliskan sifat bayangan benda
yang dibentuk
oleh cermin sebagai berikut.
1. Bentuk
dan ukuran bayangan sama persis dengan benda.
2. Jarak
bayangan dari cermin sama dengan jarak benda dari cermin.
3. Bayangan dan benda saling berkebalikan sisi
(kanan kiri atau depan belakang), sehingga dikatakan bayangan simetris dengan
benda (cermin sebagai sumbu simetri).
C. Pembelajaran
Materi Ajar
1. Bilangan Romawi
|
Kegiatan Guru
|
Kegiatan Siswa
|
Kegiatan awal
|
- Guru mengajak
siswa untuk berdoa
- Guru mengajak
siswa untuk tenang
|
Siswa berdoa
Siswa dalam
posisi duduk tenang dan siap menerima materi ajar dari guru
|
Kegiatan inti
|
- Guru melakukan
apersepsi kepada peserta didik berupa nama/ lambang sesuatu berkaitan dengan
bilangan romawi
- Guru
mengenalkan pada siswa lambang bilangan romawi beserta artinya
- Guru
menuliskan contoh-contoh lambang romawi di papan tulis
- Guru membuat
beberapa soal terkait dengan materi bilangan romawi, kemudian menunjuk
beberapa siswa untuk mengerjakan di papan tulis
|
Siswa
memperhatikan, mendengarkan serta memahami materi yang disampikan oleh guru
Siswa
menyebutkan bilangan romawi secara bersama-sama.
Siswa mencatat
apa yang ditulis guru
Siswa
mengerjakan soal yang dibuat oleh guru, kemudian menjawabnya di papan tulis
|
Kegiatan akhir
|
-
Guru menanyakan kepada siswa mengenai materi yang sekiranya belum
dikuasai siswa
|
Siswa bertanya
pada guru tentang materi yang belum dipahami
|
2. Bangun Datar dan Bangun Ruang
|
Kegiatan Guru
|
Kegiatan Siswa
|
Kegiatan awal
|
- Guru mengajak
siswa untuk berdoa
- Guru mengajak
siswa untuk tenang
|
Siswa berdoa
Siswa dalam
posisi duduk tenang dan siap menerima materi ajar dari guru
|
Kegiatan inti
|
- Guru melakukan
apersepsi kepada peserta didik berupa nama/ lambang sesuatu berkaitan dengan
bilangan romawi
- Guru
menyebutkan definisi bangun datar dan bangun ruang
- Guru
mengenalkan dan menggambar jenis-jenis bangun datar dan bangun ruang
- Guru membuat
beberapa soal terkait dengan materi bangun datar dan bangun ruang
|
Siswa memperhatikan, mendengarkan serta
memahami materi yang disampikan oleh guru
Siswa mendengarkan
dan memahami definisi bangun datar dan bangun ruang
Siswa
mengidentifikasi bangun datar dan bangun ruang
Siswa
mengerjakan soal yang diberikan oleh guru
|
Kegiatan akhir
|
-
Guru menanyakan kepada siswa mengenai materi yang sekiranya belum
dikuasai siswa
|
Siswa bertanya
pada guru tentang materi yang belum dipahami
|
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bilangan Romawi berasal dari bangsa Romawi yang
ditulis dengan angka Romawi. Bilangan Romawi digunakan dalam kehidupan
sehari-hari seperti pada alamat rumah, nama tingkatan atau derajat dan
sebagainya. Bangun datar merupakan pertemuan dari garis-garis yang berpotongan.
Bangun datar terdiri dari dua dimensi. Sedangkan bangun ruang adalah suatu
bangun yang dibatasi oleh bidang-bidang yang saling berhubungan, yang berwujud
3 dimensi dan memiliki volume.
B. SARAN
Dalam
penyampaian materi, guru hendaknya guru dapat menguasai materi serta dapat
menyampaikannya secara optimal sesuai dengan kemampuan dan kondisi siswa yang
bersangkutan. Selain itu, dalam praktik pembelajarannya memerlukan media pembelajaran
ataupun alat peraga penunjang pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
diajarkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Mustaqim, Burhan, dan Ary Astuti. 2008. Ayo Belajar Matematika SD Kelas IV. Jakarta : CV. Buana Raya.
Indriyastuti. 2008.
Matematika Idolaku SD Kelas IV. Solo : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
0 comments:
Post a Comment