Sunday 10 November 2013

tugas IAD

berikut ini lampiran untuk tugas IAD.
silakan unduh di sini

Thursday 7 November 2013

BIOGRAFI DAN BAHASA PUISI SUTARDJI CALZOUM BAHRI


Pemahaman bahasa puisi sangat penting dalam memahami karya sastra, khususnya puisi. Meskipun hal ini sangat penting, sampai sekarang dalam penelitian kesusastraan Indonesia modern, penelitian bahasa puisi secara khusus dapat dikatakan belum ada yang memuaskan. Penelitian bahasa puisi yang sudah pernah dilakukan antara lain terhadap puisi Chairil Anwar. Penelitian ini khusus pada sajak-sajak Chairil Anwar agar pembaca dapat membaca dan menafsirkannya dari struktur bahasanya.
Pada umumnya peninjauan puisi Indonesia modern yang sudah ada lebih dititikberatkan pada tinjauan isi pikiran, pandangan hidup penyair, serta masalah-masalah yang dibeberkan dalam sajaknya, misalnya, penelitian yang dilakukan pleh H.B Jassin (1967). Tinjauan H.B Jassin (1967) itu dilakukan terhadap antara lain sajak-sajak Mohammad Ali, Toto Sudarto Bachtiar, Ajip Rosidi, dan Subagio Sastrowardjojo.
Dalam menganalisis puisi, faktor kebahasaan sangat penting, bahkan dapat dikatakan terpenting karena kepuitisan utama dalam sajak terletak dalam bahasanya. Tanpa kepuitisan, puisi hampir tidak berguna untuk dikatakan karya seni sastra. Hal ini berhubung dengan hakikat sastra sendiri, seperti yang dikemukakan oleh Rene Wellek dalam Pradopo (1979: 2) bahwa sastra itu adalah karya rekaan (imaginative) yang unsur estetisnya dominan.
Sutardji Calzoum Bahri merupakan penyair besar Indonesia dan ia mengawali kepenyairannya sekitar tahun 1970an karya Sutardji lebih menempatkan bentuk fisik dan tulisan dalam kedudukan yang terpenting dan pada makna. Dalam puisi karya-karyanya memang mempunyai makna yang tersembunyi dan sulit dipahami, walaupun seperti itu puisi karya-karya Sutardji sangat bermakna. Salah karya puisinya yang berjudul “Hujan”. Walaupun bentuk tulisan yang tidak teratur karena bentuknya yang zig-zag dan banyak pengulangan kata serta maknanya sulit dipahami, namun puisi itu sangat mempunyai makna berarti bagi penyair atau semua makhluk hidup karena hujan banyak membawa manfaat untuk kelangsungan hidup manusia, tumbuhan, maupun hewan. Jika tidak ada hujan semua makhluk di dunia akan mengalami kekeringan akibatnya akan mati.

lebih lengkapnya klik di sini

langkah-langkah membuat puisi



PUISI


Tugas Matakuliah
Pragmatik dan keterampilan berbahasa



Dosen Pengampu Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd.




 




Oleh:
Cahyo Hasanudin
S841302004





PASCASARJANA PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET
SURAKARTA
NOVEMBER 2013

A. Pengertian Puisi
            Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang diungkapkan dengan menggunakan bahasa yang padat, dan bermakna kias. Puisi merupakan hasil ungkapan perasaan penyair yang dituangkan melalui kata-kata/bahasa yang sengaja dipilih penyair.

 B. Ciri Puisi
1.      Puisi memiliki bahasa yang padat, bermakna konotatif, bersifat sugestif, ekspresif, asosiatif, dan magis.
2.      Dari segi bentuk, puisi seringkali tersusun berupa larik-larik dan bait-bait.
3.      Puisi seringkali mementingkan rima/bunyi.

C. Unsur-unsur puisi
Unsur pembangun puisi terdiri atas
1.      Struktur fisik (diksi, pengimajian, majas, tipografi)
a)      Diksi
Dalam puisi,kata-kata yang digunakan bersifat konotatif dan puitis. Konotasi atau kias berarti memiliki kemungkinan makna lebih dari satu. Puitis berarti mempunyai efek keindahan dan berbeda dari kata yang kita gunakan sehari-hari.
b)      Pengimajian
Penghayatan atau refleksi seseorang terhadap kehidupannya. Melalui puisi, seseorang ingin mencurahkan segala isi hatinya. Isi hati tersebut tidak hanya berupa perasaan, tetapi juga pikiran, sikap, dan harapan penulis terhadap objek yang sedang dihayatinya.
2.      Struktur batin (tema, amanat, nada, perasaan)





D. Manfaat menulis puisi
1.      Sebagai alat pengungkapan diri,
2.      Sebagai alat untuk memahami secara lebih jelas dan mendalam ide-ide yang ditulisnya,
3.      Sebagai alat untuk meningkatkan kesadaran diri terhadap lingkungan,
4.      Sebagai alat untuk melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan bersastra,
5.      Sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan menggunakan bahasa sebagai media komunikasi,
6.      Meningkatkan inisiatif penulis

E. Langkah-langkah Penulisan Puisi
1. Menentukan tema
            Penentuan/pencarian ide untuk menulis sebuah puisi merupakan tahap persiapan dan usaha. Ketika hati seseorang tergerak untuk menulis puisi maka ia harus berusaha mencari ide yang akan dituangkan dalam puisinya. Yang namanya ide selalu datang dengan tiba-tiba. Ide ini dapat berkaitan dengan masalah sosial, keagamaan, kesedihan, dan lain-lain. Bagi orang yang sudah terbiasa menulis puisi, ide yang akan ditulis dalam puisi biasanya muncul secara tiba-tiba ketika melihat atau mengamati lingkungan sekitarnya. Ide puisi dapat juga dicari secara sengaja dari lingkungan sekitar kita, terutama bagi mereka yang baru berlatih. Informasi dan pengalamanpun harus dikumpulkan untuk menguatkan ide yang ditemukan.

 2. Mengendapkan ide
Setelah ide diperoleh, penulis harus berjuang untuk mewujudkannya dalam bentuk puisi. Pada tahap ini, penulis memerlukan perenungan untuk mengolah dan memperkaya ide yang didapat dengan pengalaman batin. Misalnya, untuk menulis puisi anak penjual koran, Anda dapat merenung bagaimana jika Anda yang menjadi penjual koran itu.


 3. Mewujudkan ide menjadi puisi
            Untuk mewujudkan ide menjadi sebuah puisi dibutuhkan keterampilan berbahasa karena bahasalah yang Anda gunakan sebagai media ekspresi. Anda harus bergelut dan bergulat dengan kata-kata. Kreativitas Anda untuk memilih diksi dan majas ditantang pada tahap ini. Anda harus mampu menemukan kata-kata yang tepat untuk mengekspresikan puisi Anda. Keindahan puisi Anda dapat terlihat dari tepat tidaknya Anda memilih, menjalin, dan menggunakan kata-kata pada tempatnya yang wajar. Semakin sering Anda menulis puisi, Anda akan semakin terampil mengekspresikan puisi dalam bahasa yang indah (estetis).
Contoh pilihan kata dan majas:
a. pita hitam (belasungkawa)
b. dewi malam (bulan)
c. aku ini binatang jalang (orang yang bebas, tidak mau terikat)
d. mau hidup seribu tahun lagi (tak ingin mati)

4. Mengevaluasi hasil tulisan
            Setelah Anda selesai menulis puisi, Anda dapat melakukan penilaian secara kritis terhadap puisi yang telah Anda buat. Bila perlu, puisi tersebut dapat dimodifikasi, direvisi, ditambah, atau dihilangkan bagian-bagian yang tidak sesuai. Evaluasi juga dapat dilakukan dengan membandingkan puisi Anda dengan puisi orang lain. Selain itu juga mendiskusikan puisi Anda dengan orang lain untuk mendapatkan masukan bagi penyempurnaan karya tersebut.
Membaca langkah-langkah penulisan puisi di atas, tampaknya bukan hal sulit untuk menulis sebuah puisi. Oleh karena itu, Anda harus segera mencoba menulis puisi. Jangan ragu untuk memulai. Yang penting sebagai penulis pemula Anda dapat membangun sebuah makna yang utuh dalam puisi yang Anda buat, walau di sana sini ada beberapa hal yang perlu dibenahi. Selamat mencoba.




MENGAPA
KARYA: CAHYO HASANUDIN

Tuhan . . .
Engkau hukum aku dengan apa
Engkau uji aku dengan siapa
Apakah ini hukuman . . . apakah ini ujian . . .
Hamba tak mampu menghadapi ini sendirian
Jiwa yang dahaga akan kesenangan
Raga yang lapar akan kenikmatan
Namun engkau kirimkan aku seorang insan
Insan yang mengubah hukuman dan ujian menjadi kebahagiaan
Rasa bahagia kembali bersemi
Rasa duka mulai berhenti
Hiduppun mulai berseri
Maut enggan tuk menghampiri
Namun rasa itu sirna . . . lenyap tak berabu . . .
Pelangi yang ku puja kini telah tiada
Bukan salah tuan bukan pula salah tuhan
Ini hanyalah masalah kesetiaan











SADAR
KARYA: CAHYO HASANUDIN

Aku hanyalah insan Tuhan
Bukan anak bangsawan bukan pula anak hartawan
Aku hidup dengan modal perjanjian
Janji setia dengan Tuhan
Kesungguhanku mengabdi pada Mu
Baktiku tercurahkan pada Mu
Hembusan Nafasku bercampur dengan nama Mu
Sembah sujudku hanya pada Mu
Engkau berikan aku segala kenikmatan
Engkau uji aku dengan segala cobaan
Engkau balut aku dengan kesedihan
Engkau belai aku dengan kebimbangan
Apakah ini sebuah janji . . . Tuhan
Apakah ini sebuah takdir kehidupan . . .
Kehidupan tak berarti
Bila tak memiliki masalah
Tak berarti melepaskan masalah
Bila telah mati

Tuesday 5 November 2013

tugas makalah PPKn


daftar tema
No.
NIM
Nama
Tema
1
1322001
Ahmadi
Sejarah bahasa Indonesia
2
1322002
Andry Kurniawan
Penalaran induktif
3
1322003
Budiono
Sinonim dan antonim
4
1322004
Deny Wahyu Kurniawati
Denotasi dan konotasi
5
1322005
Edy Mas'ud
Perubahan makna
6
1322006
Hariyati
Kata baku dan nonbaku
7
1322007
Hendrikus Suni
Kata umum dan khusus
8
1322008
Leadcita Imanda Putri
Pemakaian huruf kapital
9
1322009
Liyaningrum
Pemakaian tanda baca
10
1322010
Luqman Hakim
Kata serapan
11
1322011
M. Abdullah Nahavi
Jargon dan slank
12
1322012
Muchamad Wahyu
Hominim, homofon, dan homograf
13
1322013
Yayuk Suhartim
Penalaran deduktif
14
1322014
Yuni Rizqi Martuti
Ragam Bahasa Indonesia
15
1322015
Zaenal Arifin
Penulisan huruf kapital
16
1322016
Ahmad Rifa'i
Penggunaan tanda baca

Ket:
1.    dikumpulkan pada tanggal 13 November 2013
2.    sumber rujukan harus buku, google book, jurnal, skripsi, tesis, dan disertasi. Dilarang keras mengambil dari website.