Sunday 26 April 2015

info UTS matakuliah Bahasa Indonesia

Diinformasikan kepada seluruh mahasiswa program studi matematika, berkaitan dengan UTS matakuliah bahasa Indonesia, maka saya memberikan pedoman pengisian soal UTS yaitu tidak perlu menggunakan lembar jawaban. Jawaban cukup ditulis pada lembar soal saja.

terima kasih.

kisi-kisi UTS matakuliah belajar dan pembelajaran

1. Ruang lingkup belajar dan pembelajaran
2. Peraturan Pemerintah
3. Perbedaan model, pendekatan, dll.
4. Pembelajaran langsung (direct instruction)

Monday 20 April 2015

kisi-kisi soal UTS Bahasa Indonesia 2015

1. Kedudukan bahasa Indonesia
2. Ragam bahasa Indonesia
3. Padanan Kata
4. Kata baku dan tidak baku

Apabila ada perubahan kisi-kisi dan jumlah soal akan dipublikasin dengan segera. Silakan pantau terus blog ini.

Terima kasih.

Wednesday 15 April 2015

makalah

ASAL MULA KOTA BOJONEGORO DAN PILAR PENOPANG BOJONEGORO MATOH




MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Bahasa Indonesia
yang dibina oleh Bapak Cahyo Hasanudin, S.Pd.




Oleh
Sandy Aulia Marta Dhinata
20986114235678






Graphic4







IKIP PGRI BOJONEGORO
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
Mei 2013
Bagian Awal
Halaman sampul
Daftar isi
Daftar tabel (jika ada)
Daftar gambar (jika ada)

Bagian inti
Bab I.    Pendahuluan
1.1  Latar belakang penulisan makalah
1.2  Masalah atau topik bahasan
1.3  Tujuan
Bab II.  Pembahasan
1.1  ________
1.2  ________
1.3  ________ (pembahasan sesuai dengan masalah yang dibahas, jika masalah yang dituangkan tiga maka tujuan, pembahasan, dan simpulan juga harus tiga. Jika rumusannya lima, maka tujuan, pembahasan, dan simpulan juga harus lima.) begitu seterusnya.
Bab III. Simpulan

Bagian akhir
Daftar rujukan
Lampiran (jika ada)



Keterangan:
Warna tinta merah bisa diganti sesuai dengan kebutuhan anda
Waran hijau tidak perlu ditulis
Warna merah dalam kurung tidak perlu ditulis

margin kiri 4 cm
margin atas, bawah, dan kanan 3 cm
font 12
model huruf time new roman











Susunan derajat penomoran dalam daftar isi dapat bervariasi. Sistem yang dipakai bisa sistem huruf dan angka atau sistem digit dengan model lurus atau lekuk. Pahamilah contoh berikut.
a.      Susunan huruf dan angka


Model lurus

II    BAB
A.    Subbab
1.      ….
2.     
a.       ….
b.       ….
1)      ….
2)      ….
a)      ….
b)      ….
(1)   ….
(2)   ….
(a)    ….
(b)   ….











Model Lurus

II    BAB
A.    Subbab
1.      ….
2.     
a.       ….
b.       ….
1)      ….
2)      ….
a)      ….
b)      ….
(1)   ….
(2)   ….
(a)    ….
(b)   ….











Sistem digit

Model lurus
I.      BAB
Subbab
….
….

Atau
BAB I. Pendahuluan
1.1  Subbab
1.1.1        ….
1.1.1.1  ….
1.2  subbab
1.2.1        ….
1.2.2        ….

















Model lekuk
I.     BAB
1.1  subbab
1.1.1        ….
1.1.2        ….

atau
BAB I. Pendahuluan
1.1  Subbab
1.1.1        ….
1.1.2        ….
1.2  Subbab
1.2.1        ….
1.2.2        ….















Monday 6 April 2015

rancangan penilaian hasil belajar



silakan dowload di sini

pembelajaran PBL

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)

Definisi/Konsep Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Model pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world).

KELEBIHAN PROBLEM BASED LEARNING (MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH)

  • Dengan PBL akan terjadi pembelajaran  bermakna. Peserta didik/mahapeserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik/mahapeserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan
  • Dalam situasi PBL, peserta     didik/mahapeserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan
  • PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik/mahapeserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.

Langkah-langkah Operasional  dalam  Proses Pembelajaran

Konsep Dasar (Basic Concept)

Guru atau fasilitator  memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan mendapatkan ‘peta’ yang akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran

Langkah-langkah Operasional  dalam  Proses Pembelajaran

a. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)
Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan peserta didik melakukan berbagai kegiatan brainstorming dan semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat

b. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)
Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang diinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan.

c. Tahap investigasi (investigation)
Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar peserta didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami.


d. Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi dalam langkah pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya.


5. Penilaian (Assessment) 


Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian.

Contoh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)

Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, peserta didik terlebih dahulu diminta untuk mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu. Kemudian peserta didik diminta mencatat masalah-masalah yang muncul.
Setelah itu tugas guru adalah meransang peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru adalah mengarahkan peserta didik untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan pendapat yang berbeda dari mereka.

Contoh Penerapan
Memanfaatkan lingkungan peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar. Guru memberikan penugasan yang dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan peserta didik, antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat.

Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar diluar kelas. Peserta didik diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung tentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka mencapai penguasaan standar kompetensi, kemampuan dasar dan materi pembelajaran.


SISTEM PENILAIAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.

Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik softwarehardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.

SISTEM PENILAIAN

Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment.

Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.

Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya.


silakan download di sini

Pembelajaran CTL

 A.                LATAR BELAKANG
Ada kencenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah.Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya,bukan mengetahuinya.Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetensi mengingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang.
Pendekatan konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dalam kehidupan sehari-hari .Dengan konsep itu,hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa,Proses pembelajaran alamiah berlangsung dalam bentuk kegiatan siswa  bekerja dan mengalami,bukan mentrasfer pengetahuan dari guru kesiswa .Strategi pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil.
B.                 PENGERTIAN
Menurut Nur Hadi CTL adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa.
Menurut Jonhson CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan untuk menolong para siswa melihat siswa melihat makna didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek-subyek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka.
Jadi pengertian CTL dari pendapat para tokoh-tokoh diatas dapat kita simpulkan bahwa CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
C.               TUJUAN
  1. Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk memahami makna materi  pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga siswa memiliki pengetahuan atu ketrampilan yang secara refleksi dapat diterapkan dari permasalahan kepermasalahan lainya.
  2. Model pembelajaran ini bertujuan agar dalam belajar itu tidak hanya sekedar menghafal tetapi perlu dengan adanya pemahaman
  3. Model pembelajaran ini menekankan pada pengembangan minat pengalaman siswa.
  4. Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk melatih siswa agar dapat berfikir kritis dan terampil dalam memproses pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain
  5. Model pembelajaran CTL ini bertujun agar pembelajaran lebih produktif dan bermakna
  6. Model pembelajaran nodel CTL ini bertujuan untuk mengajak anak pada suatu aktivitas yang mengkaitkan materi akademik dengan konteks jehidupan sehari-hari
  7. Tujuan pembelajaran model CTL ini bertujuan agar siswa secara indinidu dapat menemukan dan mentrasfer informasi-informasi komplek dan siswa dapat menjadikan informasi itu miliknya sendiri.
D.                STRATEGI-STRATEGI PEMBELAJARAN CTL
Beberapa strategi pembelajaran yang perlu dikembangkan oleh guru secara konstektual antara lain:
1. Pembelajaran berbasis masalah.
Dengan memunculkan problem yang dihadapi bersama,siswa ditantang untuk berfikir kritis untuk memecahkan .
2.Menggunakan konteks yang beragam.
Dalam CTL guru membermaknakan pusparagam konteks sehingga makna yang diperoleh siswa menjadi berkualitas.
3.Mempertimbangkan kebhinekaan siswa.
Guru mengayomi individu dan menyakini bahwa perbedaan individual dan social seyogianya  dibermaknakan menjadi mesin penggerak untuk belajar  saling menghormati dan toleransi untuk mewujudkan ketrampilan interpersonal.
4.Memberdayakan siswa untuk belajar sendiri.
Pendidikan formal merupakan kawah candradimuka bagi siswa untuk menguasai cara belajar untuk belajar mandiri dikemudian hari.
5.Belajar melalui kolaborasi
Dalam setiap kolaborasi selalu ada siswa yang menonjol dibandingkan dengan koleganya dan sisiwa ini dapat dijadikan sebagai fasilitator dalam kelompoknya
6.Menggunakan penelitian autentik
Penilaian autentik menunjukkan bahwa belajar telah berlangsung secara terpadu dan konstektual dan memberi kesempatan pada siswa untuk dapat maju terus sesuai dengan potensi yang dimilikinya
7.Mengejar standar tinggi
Setiap seyogianya menentukan kompetensi kelulusan dari waktu kewaktu terus ditingkatkan  dan setiap sekolah hendaknya melakukan Benchmarking dengan melukan study banding keberbagai sekolah dan luar negeri
Berdasarkan Center for Occupational Research and Development (CORD) Penerapan strategi pembelajaran konstektual digambarkan sebagai berikut:
1. Relatinng
Belajar dikatakan dengan konteks dengan pengalaman nyata ,konteks merupakan kerangka kerja yang dirancang guru  untuk membantu peserta didik agar yang dipelajarinya bermakna
2. Experiencing
Belajar adalah kegiatan “mengalami “peserta didik diproses secara aktif dengan hal yang dipelajarinya dan berupaya melakukan eksplorasi terhadap hal yang dikaji,berusaha menemukan dan menciptakan hal yang baru dari apa yang dipelajarinya.
3. Applying
Belajar menekankan pada proses mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki dengan dalam konteks dan pemanfaatanya
4. Cooperative
Belajar merupakan proses kolaboratif dan kooperatif melalui kegiatan kelompok,komunikasi interpersonal atau hubunngan intersubjektif
5. Trasfering
Belajar menenkankan pada terwujudnya kemampuan memanfaatkan pengetahuan dalam situasi atau konteks baru.
E.                 LANDASAN FILOSOFI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Para pendidik yang menyetujuai pandangan ilmu pengetahuan bahwa alam semesta itu tidak hidup,tidak diam ,dan alam semesta itu ditopang oleh tiga prinsip kesaling ketergantungan,diferensiasi dan organisasi diri ,harus menerapkan pandangan dan cara berfikir baru mengenai pembelajaran dan pengajaran.
Menurut JONHSON (2004) tiga pilar dalam system CTL antara lain :
1. CTL mencerminkan prinsip kesaling ketergantungan
Kesaling ketergantungan mewujudkan diri.Misalnya ketika para siswa bergabung untuk memecahkan masalah dan ketika para guru mengadakan pertemuan dengan rekanya .Hal ini tampak jelas  ketika subyek yang berbeda dihubungkan dan ketika kenitraan menggabungkan sekolah dengan dunia bisnis dan komunitas.
2. CTL mencerminkan prinsip berdeferensiasi
Ketika CTL menentang para siswa untuk saling menghormati keunikan masing-masing ,untuk menghormati perbedaan,untuk menjadi kreatif,untuk bekerja sama ,untuk menghasilkan gagasan dan hasil baru yang berbeda ,dan untuk menyadari bahwa keragaman adalah tabda kemantapan dan kekuatan.
3. CTL mencerminkan prinsip pengorganisasian diri
Pengorganisasian diri terlihat para siswa mencari dan menemukan kemampuan dan minat mereka sendiri yang berbeda ,mendapat manfaat dari umpan balik yang diberiakan oleh penilaian autentik,mengulas usaha-usaha mereka dalam tuntunan tujuan yang jelas dan standar yang tinggi dan berperan serta dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada sisiwa yang membuat hati mereka bernyanyi
Landasan filosofi CTL adalah kontruktivisme,yaitu filosofi belajar  yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal .siswaharus mengkontruksi pengetahuan dibenak mereka sendiri.Pengetahuan tidak dapat dipisahkan menjadi fakta atau proposisi yang terpisah ,tetapi mencerminkan ketrampilan yang dapat diterapkan.Kontruktivisme berakar pada filsafat pragmatiisme yang digagas John Dewey pada awal abad ke-20 yaitu sebuah filosofi belajar yang menekankan pada pengembangan minat dan pengalaman siswa.
Anak akan belajar belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah.Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya bukan hanya mengetahuinya.
F.                 KOMPONEN-KOMPONEN PEMBELAJARAN CTL
komponen-komponen model pembelajaran CTL ini antara lain :
1.      Kontruktivisme
Kontruktivisme adalah proses membangun dan menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
Pembelajaran ini harus dikemas menjadi proses”mengkontruksi”bukan menerima pengetahuan.
2.      Inquiry
Inquiry adalah proses pembelajaran yang didasrkan pada proses pencarian penemuan melalui proses berfikir secara sistematis.
Merupakan proses pemindahan dari pengamatan menjadi pemahaman sehingga siswa belajar mengunakan ketrampilan berfikir kritis.
Langkah-langkah dalam proses inquiry antara lain :
a. Merumuskan masalah
b. Mengajukan hipotesis
c. Mengumpilkan data
d. Menuji hipotesis
e. Membuat kesimpulan
3.      Bertanya
Bertanya dalah bagian inti belajar dan menemukan pengetahuan .
4.      Masyarakat belajar
Menurut Vygotsky dalam masyarakat belajar  ini pengetahuan dan pengalaman anak banyak dibentuk oleh komunikasi dengan orang lain.
5.      Pemodelan
Pemodelan adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sebagai sustu contoh yang dapat ditiru oleh siswa.
6.      Refleksi
Refleksi adalah proses pengengalaman yang telah dipelajari dengan cara mengerutkan dan mengevalusi kembali kejadian atau peristiwa pembelajaran telah dilaluinya untuk mendapatkan pemahaman yang dicapai baik yang bersifat positif maupun bernilai negative.
7.      Penilaian nyata
Penilaian nyata adalah proses yang dilukan oleh guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan oleh siswa.
G.                LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN CTL
Langkah-langkah pembelajaran CTL antara lain :
  1. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri,menemukan sendiri ,dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya.
  2. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topic
  3. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
  4. Menciptakan masyarakat belajar
  5. Menghadirkan model sebagia contoh belajar
  6. Melakukan refleksi diakhir pertemuan.
  7. Melakukan penialain yang sebenarnya dengan berbagai cara.
Ciri kelas yang menggunakan pendekatan konstektual
  1. Pengalaman nyata
  2. Kerja sama, saling menunjang
  3. Gembira, belajar dengan bergairah
  4. Pembelajaran terintegrasi
  5. Menggunakan berbagai sumber
  6. Siswa aktif dan kritis
  7. Menyenangkan ,tidak membosankan
  8. Sharing dengan teman
  9. Guru kreatif
H.                KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
1.      Kelebihan dari model pembelajaran CTL
a. Memberikan kesempatan pada sisiwa untuk dapat maju terus sesuai dengan potensi yang dimiliki sisiwa sehingga sisiwa terlibat aktif dalam PBM.
b.Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu isu dan memecahkan masalah dan guru dapat lebih kreatif
c. Menyadarkan siswa tentang apa yang mereka pelajari.
d. Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa tidak ditentukan oleh guru.
e. Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
f. Membantu siwa bekerja dengan efektif dalam kelompok.
g.Terbentuk sikap kerja sama yang baik antar individu maupun kelompok.
2.      Kelemahan dari model pembelajarab CTL
a. Dalam pemilihan informasi atau materi  dikelas didasarkan pada kebutuhan  siswa  padahal,dalam kelas itu tingkat kemampuan siswanya berbeda-beda sehinnga guru akan kesulitan dalam menetukan materi pelajaran karena tingkat pencapaianya siswa tadi tidak sama
b.Tidak efisien karena membutuhkan waktu yang agak lama dalam PBM
c. Dalam proses pembelajaran dengan model CTL akan nampak jelas antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan kurang, yang kemudian menimbulkan rasa tidak percaya diri bagi siswa yang kurang kemampuannya
d. Bagi siswa yang tertinggal dalam proses pembelajaran dengan CTL ini akan terus tertinggal dan sulit untuk mengejar ketertinggalan, karena dalam model pembelajaran ini kesuksesan siswa tergantung dari keaktifan dan usaha sendiri jadi siswa yang dengan baik mengikuti setiap pembelajaran dengan model ini tidak akan menunggu teman yang tertinggal dan mengalami kesulitan.
e. Tidak setiap siswa dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki dengan penggunaan model CTL ini.
f. Kemampuan setiap siswa berbeda-beda, dan siswa yang memiliki kemampuan intelektual tinggi namun sulit untuk mengapresiasikannya dalam bentuk lesan akan mengalami kesulitan sebab CTL ini lebih mengembangkan ketrampilan dan kemampuan soft skill daripada kemampuan intelektualnya.
g. Pengetahuan yang didapat oleh setiap siswa akan berbeda-beda dan tidak merata.
h. Peran guru tidak nampak terlalu penting lagi karena dalam CTL ini peran guru hanya sebagai pengarah dan pembimbing, karena lebih menuntut siswa untuk aktif dan berusaha sendiri mencari informasi, mengamati fakta dan menemukan pengetahuan-pengetahuan baru di lapangan
I.             CONTOH POLA PEMBELAJARAN CTL
1.  Contoh pola pembelajaran CTL (Rumpun IPS)
Topik : fungsi pasar
Kompetensi dasar : Siswa memahami fungsi dan memahami fungsi dan jenis pasar
Indikator hasil belajar :
-Siswa dapat menjelaskan pengertian pasar
-Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis pasar
-Siswa dapat menjelaskan perbedaan karakteristik pasar tradisional dan pasar modern
-Siswa dapat menyimpulakan fungsi pasar
-Siswa dapat membuat karangan terkait tenaga pasar.
Proses pembelajarannya
a. Pendahuluan
1) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai sisiwa dan pentingnya materi ajar dalam kehidupan ekonomi social.
2) Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL
a)  Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah
b)  Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi kepasar tradisional dan pasar modern
c)  Melalui instrument observasi atau angket siswa diminta mencatat mengenai berbagai hal yang ditemukan dipasar.
3) Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.
b. Kegiatan inti
Dilapangan
1) Siswa melakukan observasi kepasar sesuai dengan pembagian tugas kelompok
2) siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan dipasar sesuai alat observasi ,angket yang telah mereka susun sebelumnya.
Didalam kelas
1) Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
2) siswa melaporkan hasil diskusi
3) Setiap kelompok saling menjawab  terhadap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lainya.
c. Penutup
1) Dipimpin oleh guru ,siswa menyimpulkan hasil observasi dan diskusi tentang fungsi dan jenis pasar sesuai dengan indicator belajr yang dicapai.
2) Guru menugaskan siswa untuk membuatkarangan tentang pengalaman belajar mereka dengan team”pasar”
2. Contoh scenario pembelajaran konstektual untuk ilmu alam atau sains
Pengorganisasian : kelompok kecil 4-5 orang
Pertemuan I   :Menyelidiki perubahan air menjadi uap dan kembali lagi menajadi air
  1. Tanya jawab tentang terjadinya hujan
  2. Penjelasan penggunaan alat
  3. Melakukan kegiatan percobaan
  4. Mengamati dan melaporkan hasil percobaan
  5. Menyimpulkan hasil kegiatan
  6. Memberi contoh terapan dalam kehidupan sehari-hari
Pertemuan II :Menyelidiki wujud lilin yang dipanaskan kemudian didinginkan
  1. Tanya jawab tentang terjadinya perubahan wujud pada lilin.
  2. Penjelasan penggunaan alat
  3. Melakukan kegiatan percobaan
  4. Mengamati dan melaporkan hasil percobaan
  5. Menyimpulakan hasil percobaan
  6. Memberi contoh terapan dalam kehidupan sehari-hari.
Alat dan Bahan :
  1. Air, lilin, korek api
  2. Kompor/pemanas, cawan
Penilaian
  1. Penialian tertulis (Mengenal perubahan wujud, mengenai benda yang berubah wujud dapat kembali kewujud semula)
  2. Kinerja(mengamati kinerja sisiwa atau melakukan percobaan)
  3. Produk(merancanng dan membuat alat penyulingan air)
J.               PENUTUP
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa model pembelajaran CTL ,dapat membantu meningkatkan hasil belajar karena strategi CTL ini lebih memfokuskan pada pemahaman serta menekankan pada pengembangan minat pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari bukan hanya sekedar hafalan saja.Sehingga dengan strategi CTL ini siswa diharapkan dapat berfikir kritis dan terampil dalam memproses pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain.Sehinnga pembelajaran dengan menggunakan strategi CTL ini pembelajaran akan lebih produktif dan bermakna.
DAFTAR PUSTAKA

DePorter, Bobbi dkk.1999.Quantum Learning.Bandung:Kaifa
Sugiyanto.Modul PLPG

silakan download di sini

pembelajaran kooperatif 2

Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Ada beberapa definisi pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh beberapa orang ahli pendidikan. Menurut Slavin bahwa dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama, saling menyumbang pikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar individu maupun kelompok (dalam skripsi Lili, 2005:9). Menurut Cohen (dalam skripsi Lili, 2005:9) pembelajaran kooperatif memiliki arti belajar berkolaborasi, belajar secara kooperatif, kerja kelompok, dan menunjukkan ciri sosial yaitu penekanannya pada aspek tugas-tugas kolektif yang harus dikerjakan bersama kelompok dan pendelegasian wewenang guru kepada siswa. 

Menurut Halubec (dalam Nurhadi dan Senduk, 2003:59), model pembelajaran kooperatif yaitu suatu model pembelajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif merupakan ide lama, pada awal abad pertama seorang filosof berpendapat bahwa untuk dapat belajar, seorang harus memiliki teman.

Dari beberapa pendapat diatas dapat dipahami bahwa pembelajaran kooperatif merupakan siswa belajar bersama, saling menyumbangkan pikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar individu maupun kelompok.


Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya, b) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, c) Bilamana mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda-beda, d) Penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada individu (Ibrahim,2000: 6-7).

silakan download di sini

pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran kelompok dengan jumlah peserta didik 2-5 orang dengan gagasan untuk saling memotivasi antara anggotanya untuk saling membantu agar tercapainya suatu tujuan pembelajaran yang maksimal. Berikut ini merupakan beberapa pengertian pembelajaran kooperatif (cooperative learning) menurut para ahli.
cooperative-learning
  1. Depdiknas (2003:5) “Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar”.
  2. Bern dan Erickson (2001:5) “Cooperative learning (pembelajaran kooperatif) merupakan strategi pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil di mana siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan belajar”.
  3. Johnson, et al. (1994); Hamid Hasan (1996) “Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil (2-5 orang) dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok”.
  4. Suprijono, Agus (2010:54) “Model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”.
  5. Slavin (Isjoni, 2011:15)  “In cooperative learning methods, students work together in four member teams to master material initially presented by the teacher”. Ini berarti bahwacooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja kelompok-kelompok kecil berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang peserta didik lebih bergairah dalam belajar. Dari beberapa pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah cara belajar dalam bentuk kelompok-kelompok kecil yang saling bekerjasama dan diarahkan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan”.
  6. Eggen and Kauchak (1996:279) “Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama”.
  7. Sunal dan Hans (2000) “Cooperative learning merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran”.
  8. Stahl (1994) “Cooperative learning dapat meningkatkan belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap tolong menolong dalam perilaku sosial”.
  9. Kauchak dan Eggen dalam Azizah (1998) “Cooperative learning merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja secara kolaboratif dalam mencapai tujuan”.
  10. Djajadisastra (1982) “Metode belajar kelompok merupakan suatu metode mengajar dimana murid-murid disusun dalam kelompok-kelompok waktu menerima pelajaran atau mengerjakan soal-soal dan tugas-tugas”.
Sumber:
Isjoni. (2011). Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: ALFABETA
Komalasari, Kokom. (2011). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama
Suprijono, Agus. (2010). Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana

silakan download di sini

pembelajaran langsung

Model pembelajaran langsung menurut Arends (Trianto, 2011 : 29) adalah “Salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah”. Sejalan dengan Widaningsih, Dedeh (2010:150) bahwa pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan mengenai bagaimana orang melakukan sesuatu, sedangkan pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu.
Pembelajaran langsung tidak sama dengan metode ceramah, tetapi ceramah dan resitasi (mengecek pemahaman dengan tanya jawab) berhubungan erat dengan model pembelajaran langsung. Guru berperan sebagai penyampai informasi, dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape recorder,  gambar,  peragaan, dan sebagainya.
Widaningsih, Dedeh (2010:151) Ciri-ciri Pengajaran Langsung adalah sebagai berikut :
    1. Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar.
    2. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran.
    3. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung berlangsung dan berhasilnya pengajaran.
Pembelajaran langsung memiliki pola urutan kegiatan yang sistematis untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh guru atau peserta didik, agar pembelajaran langsung tersebut terlaksana dengan baik. Menurut Kardi & Nur (Trianto 2011:31) fase-fase pada model pembelajaran langsung dapat dilihat pada Tabel 2.4:
Tabel 2.4
Fase dan Peran Guru dalam Model Pembelajaran Langsung
No
Fase
Peran Guru
1
Menyampaikan Tujuan Pembelajaran dan mempersiapkan siswaMenjelaskan Tujuan, Materi Prasyarat, memotivasi siswa, dan mempersiapkan siswa
2
Mendemonstrasikan Pengetahuan dan KeterampilanMendemonstrasikan keterampilan atau menyajikan informasi tahap demi tahap
3
Membimbing PelatihanGuru memberi latihan terbimbing
4
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balikMengecek kemampuan siswa dan memberikan umpan balik
5
Memberikan latihan dan penerapan konsepMempersiapkan latihan untuk siswa dengan menerapkan konsep yang dipelajari pada kehidupan sehari-hari.
Sumber :Kardi & Nur (Trianto 2011:31)
Mengacu pada fase-fase tersebut, berikut merupakan ilustrasi pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran langsung yang akan digunakan dalam penelitian sebagai berikut :
  1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi peserta didik untuk belajar.
  2. Guru menyampaikan materi dengan membahas bahan ajar melalui kombinasi ceramah dan demonstrasi.
  3. Setelah materi selesai disampaikan, guru memberikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) kepada peserta didik untuk dikerjakan sebagai latihan secara individu.
  4. Selanjutnya guru bersama peserta didik membahas Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
  5. Di akhir pembelajaran guru memberikan soal-soal latihan sebagai pekerjaan rumah.
Kelebihan  dan Kelemahan Model Pembelajaran Langsung Widaningsih, Dedeh (2010 : 153) adalah sebagai berikut :
Kelebihan model pembelajaran langsung:
  1. Relatif banyak materi  yang bisa tersampaikan.
  2. Untuk hal-hal yang sifatnya prosedural, model ini akan relatif mudah diikuti.
Kekurangan/kelemahan model pembelajaran langsung adalah jika terlalu dominan pada ceramah, maka siswa merasa cepat bosan.
Pembelajaran langsung akan terlaksana dengan baik apabila guru mempersiapkan materi yang akan disampaikan dengan baik pula dan sistematis, sehingga tidak membuat peserta didik cepat bosan dengan materi yang dipelajari.

Daftar Pustaka:
Trianto. (2011).Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivitis. Jakarta:Prestasi Pustaka.
Widaningsih, Dedeh. (2010). Perencanaan Pembelajaran matematika. Bandung: Rizqi Press.
lebih jelasnya silakan download di sini